Header Ads

Header ADS

Di HUT Ganjarist, Ade Armando Cerita Pengalaman Jadi Korban Pengeroyokan




Dosen Universitas Indonesia (UI) Ade Armando turut menghadiri acara Hari Ulang Tahun (HUT) relawan Ganjarist yang pertama. Dalam acara itu, Ade Armando turut menceritakan tentang insiden pengeroyokan yang menimpa dirinya.

Ade mulanya berbicara mengenai pemimpin yang tepat untuk menyelamatkan Indonesia. Terutama, dalam menghadapi kemunculan kelompok radikal maupun pihak pemecah belah bangsa.


"Dan jauh lebih baik lagi tentang keutuhan bangsa, tentang bagaimana kita menhadapi kalangan-kalangan yang kita sebut sebagai kalangan radikal, orang-orang yang tidak pernah menggunakan akal sehat mereka," kata Ade di Gedung Pertemuan Pertamina, Jalan Cempaka Putih Tengah, Jakarta Timur, Rabu (1/6/2022) malam.


Ade lantas menceritakan masa-masa dirinya menjalani perawatan pasca insiden pengeroyokan beberapa waktu lalu. Saat itu, Ade mengaku banyak memikirkan ancaman kekerasan tersebut tak boleh dibiarkan begitu saja.


"Ketika saya mengalami...apa namanya ya...insiden kan terlalu baik ya waktu itu, mengalami pengeroyokan kemarin itu, ketika saya berada selama berminggu-minggu di RS dan beristirahat, pikiran saya cuman satu, ini tidak pernah boleh dibiarkan," ujarnya.


Ade memandang, warga perlu menunjuk pemimpin yang tepat untuk menyelamatkan Indonesia dari ancaman bangsa. Menurutnya, sosok pemimpin yang tepat itu ada di dalam diri Ganjar Pranowo.


"Siapa yang harus selamatkan semua? Yang selamatkan Indonesia? kita. Dan kita akan menyelamatkan Indonesia dengan memilih pemimpin yang benar, dan kita akan memilih Ganjar Pranowo," tandasnya.


"Indonesia ini beberapa tahun lagi sedang melangsungkan pemilihan presiden. Kandidat yang ada itu sekitar 5 kali ya, di luar Ganjar ada Anies, ada Prabowo ada Ridwan Kamil, Sandiaga Uno, kira-kira gitu. Ini sih nggak usah capek-capek, kenapa? Kita putuskan harus Ganjar karena sederhana, gunakan akal sehat," sambungnya.


Untuk diketahui, Ade Armando sudah pulih akibat insiden pengeroyokan saat unjuk rasa 11 April lalu. Tampak sudah dalam keadaan normal, Ade kini menceritakan pengalaman pahitnya.


Ade mengawali ceritanya saat dia dihujani pukulan dan tendangan pengeroyok. Ade mengaku kepalanya menjadi sasaran utama.


"Ketika terjadi pengeroyokan itu, yang sebenarnya jadi sasaran utama itu adalah kepala saya," kata Ade dalam YouTube Cokro TV, Minggu (15/4). Dihubungi detikcom, Ade Armando sudah mengizinkan pernyataannya dikutip.


Kedua tangannya lantas melindungi wajah. Namun kepala bagian atas dan belakangnya bak samsak terbuka bagi para pelaku. Begitu pula pada bagian tubuh lainnya yang tak bisa ia lindungi, seperti perut dan punggung.


"Kalau kepala depan masih saya tutupi dengan kedua tangan saya, tapi kepala bagian atas dan belakang, itu jadi sasaran utama tendangan-tendangan," kisahnya.


Tak lama, dia menyebut aparat kepolisian datang menolongnya. Aparat kemudian memecah segerombol pengeroyok dan membawa Ade menjauh dari massa. Dia berterima kasih kepada rekan-rekan, mahasiswa, jurnalis, dan polisi yang membantu menyelamatkannya saat kejadian nahas itu.


"Tapi yang perlu dicatat, yang dilakukan oleh polisi itu luar biasa. Mereka (polisi) memang nggak sadar karena terjadinya saat polisi mendorong mahasiswa untuk pulang, kan. Mereka jadi sempat tidak melihat tapi karena teman-teman teriak, ada juga seorang teman jurnalis lainnya yang minta agar polisi segera turun tangan, mereka betul-betul mendobrak tuh, untuk menyelamatkan saya," katanya.


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.